Rupiah Terpuruk, Dolar AS Berjaya di Tengah Lesunya Ekonomi China

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah dalam beberapa waktu terakhir. Pada perdagangan Rabu (15/2/2023), rupiah ditutup pada level Rp15.200 per dolar AS, melemah 0,2% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.

Pelemahan rupiah ini terjadi di tengah lesunya perekonomian China, yang merupakan mitra dagang utama Indonesia. Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal IV-2022 hanya mencapai 2,9%, jauh di bawah target pemerintah sebesar 5,5%. Lesunya ekonomi China berdampak pada penurunan permintaan ekspor Indonesia, sehingga mengurangi pasokan dolar AS di pasar.

Selain itu, penguatan dolar AS secara global juga menjadi faktor yang menekan rupiah. Indeks dolar AS, yang mengukur nilai dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, naik 0,3% pada perdagangan Rabu (15/2/2023). Penguatan dolar AS ini disebabkan oleh ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) AS.

Pelemahan rupiah ini berdampak negatif pada perekonomian Indonesia. Impor menjadi lebih mahal, sehingga dapat memicu inflasi. Selain itu, pelemahan rupiah juga dapat mengurangi daya beli masyarakat dan menghambat pertumbuhan ekonomi.